Melihat Batu Nisan Putih di Makam Mbah Nolo dan Ronggo Kayen Abdi Ki Ageng Penjawi, Begini Sejarahnya
Warga Desa Kayen Kecamatan Kayen menemukan sebuah nisan berbentuk mirip arca di kompleks makam. Warga percaya makam tersebut merupakan abdi Ki Ageng Penjawi sosok Adipati Pati. Seperti apa kisahnya?
Di lokasi nisan ini berada di kompleks makam Kalongan Desa Kayen. Warga mempercayai makam ini merupakan dua tokoh yang bernama Kironolo atau Ki Nolo dan Kinoronggo atau Ki Ronggo. Terlihat nisan itu berbentuk batu. Sekilas nisan batu itu mirip dengan arca.
Tokoh masyarakat setempat, Nur Rohmat menjelaskan menjelaskan warga awalnya mengetahui jika ada nisa batu empat buah yang dipercayai makam leluhur mereka. Namun setelah adanya perbaikan makam, nisan yang mirip arca itu terlihat jelas.
"Warga keinginan untuk mengamankan batu yang pada itu terpendam, hanya terlihat empat batu. Warga menyakini makam ini pepunden atau leluhur yang babat desa di sini. Warga menyebutnya makam Mbah Kinorolo dan Kinoronggo, atau yang disebut Mbah Nolo dan Mbah Ronggo. Akhirnya kita mengangkat batu putih tersebut," jelas Nur di lokasi, Rabu (4/6/2025).
Nur mengatakan temuan nisan batu itu telah dilaporkan kepada balai pelestarian kebudayaan. Menurutnya sudah dilakukan kajian, akan tetapi perlu bukti pendukung lainnya di lokasi.
"Setelah batu nisan itu kita angkat ternyata batu nisan ada yang mirip arca. Akhirnya kita laporkan kepada dinas kebuayaan Pati pada waktu itu terus ditinjau. Kemudian Pati mengajukan ke Balai Pelestarian Kebudayaan yang kemarin hari selasa hadir di sini," kata Nur.
"Batu nisan yang sebelah daya merupakan bangunan arca. Namun disebutkan arca yang belum jadi," jelasnya.
Nur mengatakan dua tokoh tersebut Ki Nolo dan Ronggo merupakan abdi atau pendamping Ki Ageng Penjawi. Ki Ageng Penjawi merupakan salah satu orang dari tiga sentral yang dipercaya Sultan Hadiwijaya, Mataram. Terutama saat Kesultanan Demak terjadi perebutan kekuasaan antara Sultan Hadiwijaya dengan Arya Penangsang.
Karena ketiganya bisa mengalahkan Arya Penangsa, maka mereka diberikan hadiah berupa tanah kekuasaan. Ki Ageng Penjawi mendapatkan tanah kekuasaan di Pati. Juru Mertani mendapatkan tanah dalem dan Ki Ageng Pemanahan menerima hadiah tanah di alas Mataok yang sekarang menjadi Jogja.
"Kalau sejarah kedua tokoh itu, merupakan pendamping atau teman perjuangan Ki Ageng Penjawi pada waktu akan memimpin Pati yang pertama kali. Setelah Pati diserang Ki Ageng Penjawi oleh Sultan Hadiwijaya akhirnya Ki Penjawi masuk Pati didampingi dua orang. Ki Nolo dan Ki Ronggo," jelasnya.
Peran Ki Nolo dan Ronggo yang membuka wilayah di Pati. Hingga akhirnya membuka wilayah di Kayen yang berada di Lereng Pegunungan Kendeng. Sampai akhir hanyat, keduanya meninggal dunia dan dimakamkan di Kayen.
"Sampai memimpin Pati, Ki Nolo dan Ki Ronggo punya keahlian spiritual untuk membuka lahan istilahnya babat yang pertama kali. Yang memulai babat Mbah Nolo dan Ronggo. Dimana-mana tempat yang memulai kedua tokoh ini sampai di Kayen dan meninggal dunia di Pati," ungkap dia.
Dihubungi terpisah, Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Pati, Ragil Haryo mengatakan terkait batu nisa di makam Kayen tersebut belum teridentifikasi secara valid. Menurutnya perlu dibutuhkan bukti pendukung keberadaan makam tersebut.
"Itu belum bisa teridentifikasi, butuh validasi yang kuat seperti gas carbon atau bukti pendukung seperti tradisi lisan seperti itu. Itu sebagai menjadi memori kolektif adanya keberadan cerita tokoh setempat yang membuka desa tersebut," jelas Ragil saat dihubungi.
Posting Komentar untuk "Melihat Batu Nisan Putih di Makam Mbah Nolo dan Ronggo Kayen Abdi Ki Ageng Penjawi, Begini Sejarahnya"