Kisah Andin Lulusan UGM Dedikasikan Dirinya Bantu Perempuan dan Anak di Pati
Pati - Padina Mahardikasari Budi Astuti (26) lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) mendedikasikan diri membantu perempuan dan anak. Andin begitu sapaannya sering menangani kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak.
Andin saat ditemui sedang memberikan pelatihan membuat dan menghias kue di Pati Lor Kecamatan Pati. Ada sekitar 10 perempuan yang mengikuti kegiatan tersebut. Pelatihan ini memberikan bekal kepada perempuan dan ibu rumah tangga.
Andin bercerita mulai mendirikan yayasan perempuan dan anak ini sejak dua tahun belakangan ini. Dia memberi nama Astuti Foundation. Yayasan ini bergerak membantu perempuan dan anak.
"Kebetulan waktu kuliah aku lulusan UGM. Itu dulu ada organisasi namanya Srikandi UGM yang bergerak di perempuan dan anak," kata Andin ditemui pada Minggu 1 Juni 2025.
"Kemudian saya membuat di Pati. Karena di kota besar sudah banyak. Makanya saya buat di Pati ini yang merupakan kota kecil," jelasnya.
Menurutnya yayasannya ini memiliki banyak program, seperti nasi bungkus darurat, bakti sosial, sosialisasi HIV/aids, kesehatan reproduksi remaja.
"Selain itu juga ada workshop itu juga ada merangkai bunga, make up dan dekorasi kue," ungkap dia.
Menurutnya yayasan ini bertujuan untuk menjadi wadah perempuan dan anak. Sebab mereka dinilai jarang mendapatkan dukungan.
"Kedua untuk wadah sharing dan berkumpul karena perempuan jarang berpendapat. Ini wadahnya agar mereka bisa berkumpul dan sharing bisa saling bertukar pikiran. Terutama ibu rumah tangga karena ada suami anak itu. Harapannya bisa bebas berkreasi berpendapat dan kegiatan aktif," jelasnya.
Andin mengaku sering menangani kasus pelecehan seksual yang dialami perempuan. Dia mencontohkan pernah menangani kasus foto asusila yang disebarkan oleh mantan kekasih. Selain itu beberapa kasus pelecehan seksual di Pati.
"Menangani ada teman perempuan yang mengalami mereka pacaran mantan nya kemudian menyebarkan foto tidak senonoh. Terus aku banyak membantu ada kasus pelecehan seksual di Sukolilo," ujarnya.
Andin memberikan fasilitas dan pendampingan. Seperti memberikan pendampingan secara psikologis hingga pelaporan kepada pihak berwajib.
"Kemudian di Yogyakarta, menangani kasus pecehan seksual. Kalau tidak dibantu itu tidak bisa bergerak cepat," ujarnya.
Menurutnya bagi dirinya ada tantangan memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak. Seperti kasus seksual, banyak korban yang tidak mau melaporkan karena malu hingga dianggap aib.
"Seperti kasus pelecehan seksual itu korban sama sama mau kok. Misalnya itu ada istilah paksaan ancaman. Tapi orang tidak percaya makanya banyak orang yang nggak lapor karena dikira takutnya dijude itu menjadi aib," jelasnya.
"Langkah perempuan kecil. Makanya kita fokal," jelasnya.
Lebih lanjut di Pati sendiri masih sedikit korban yang mau melaporkan dan meminta pendampingan kepada yayasan terkait. Namun demikian, dia yakin ada banyak kasus pelecehan yang korbanya tidak mau melaporkan kepada kepolisian.
"Di Pati karena masyarakat masih awam. Jadi tidak banyak yang melaporkan. Banyak usah dilaporkan. Itu seperti bongkahan es di dalam laut banyak kasusnya tapi tidak ada yang tahu," jelasnya.
Orang tua Andin, Astuti mengaku memberikan dukungan dan suport terhadap anaknya. Sebab dedikasi yang dilakukan bertujuan untuk membantu perempuan dan anak. Tidak hanya yang menjadi korban tapi juga memberikan pelatihan kepada perempuan untuk meningkatkan kemampuannya.
"Kalau saya sebagai orang tua memberikan suport dan dukungan kepada Andin karena ingin membantu para perempuan dan anak," jelasnya.
Berikut full video wawancara :
Posting Komentar untuk "Kisah Andin Lulusan UGM Dedikasikan Dirinya Bantu Perempuan dan Anak di Pati "